Ini Ancaman Hukuman Ricuh Suporter untuk Indonesia

DBasia.news –  Timnas Indonesia harus kalah 2-3 dari Malaysia, pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 dan Piala Asia 2023 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis (5/9) malam WIB.

Tiga gol kemenangan Malaysia dicetak oleh Mohamadou Sumareh (37′ dan 90+7′) dan Muhammad Syafiq Ahmad (66′). Sedangkan dua gol Timnas Indonesia dilesakkan Beto Goncalves (12′ dan 39′).

Dalam laga tersebut, pertandingan sempat terhenti pada menit ke-72. Hal ini akibat ulah suporter Timnas Indonesia yang menyanyikan chant rasis dan melempar smoke bomb ke suporter Malaysia.

Perilaku buruk sebagian suporter itu bahkan sempat membuat laga terhenti beberapa saat. Kecaman datang baik dari dalam dan luar negeri, khususnya dari tim tamu.

Aksi ricuh suporter Indonesia itu membuat PSSI sebagai asosiasi sepak bola dipastikan akan menerima sanksi keras dari FIFA.

Hal ini karena kelakuan suporter sudah melanggar FIFA Disciplinary Code atau Peraturan Disiplin FIFA. Apa yang terjadi sudah melanggar Pasal 16 Bab Pelanggaran dalam Peraturan Disiplin FIFA edisi 2019. Disebutkan asosiasi dan klub bertanggung jawab pada ketertiban dan keamanan di dalam dan di luar stadion sebelum, selama, dan sesudah pertandingan.

Dalam butir ayat satu butir e pasal tersebut disebutkan “Memastikan hukum dan ketertiban terlaksana di dalam dan sekitar stadion sehingga pertandingan bisa berjalan dengan baik.”

Kemudian pada ayat 2 dijelaskan bahwa asosiasi dan klub harus bisa mengendalikan aksi tak pantas suporter. Bila gagal melakukannya, FIFA akan memberi sanksi.

Sedangkan yang termasuk pelanggaran sendiri antara lain pelemparan benda, penyalaan suar atau kembang api, kegaduhan saat pemutaran lagu kebangsaan, dan tindakan indisipliner lainnya. Ya, semua itu dilakukan oleh sebagian suporter Indonesia.

Dalam peraturan FIFA tersebut juga, PSSI dihadapkan dengan berbagai sanksi. Mulai dari denda, larangan menggelar pertandingan, pertandingan tanpa penonton, atau gabungan dari hukuman tersebut.

Terkait dengan potensi hukuman, Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria, menyatakan PSSI sudah pasrah. “Ya kami harus terima. Kalau salah ya kami terima saja. Fair play saja,” kata Ratu Tisha.