DBasia.news – Jelang akhir musim, performa Madura United tidak konsisten. tim Laskar Sapeh Kerrab saat ini justru terlempar di papan tengah klasemen Liga 1 dengan perolehan 45 poin dari 32 laga.
Gomes De Oliviera sebagai pelatih merasa bertanggung jawab atas performa buruk Madura United.
“Saya sudah bilang ke semua pemain, bahwa kami hidup di sepak bola harus dengan prestasi,” tutur pelatih Madura United, Gomes De Oliviera.
Hasil yang sekaligus membuat Madura United gagal mencapai dua target ambisiusnya di musim ini. Sempat mematok juara kompetisi Liga 1, Sapeh Kerrab kemudian merevisi untuk finis di tiga besar sebagai syarat mutlak berkompetisi di level Asia.
Dua target rasional itu gagal total, sehingga membuat posisinya kini berada di kursi panas. Termasuk jika dia kembali dipecat Madura United untuk kedua kalinya tahun ini. Sebelumnya, Gomes sempat ditendang menangani Fabiano Beltrame dkk. hanya karena kalah beruntun di Piala Gubernur Kaltim pada Februari silam.
“Sebagai anggota tim, saya siap bertanggung jawab. Saya kembalikan lagi ke manajamen untuk mengevaluasi kinerja saya,” ungkapnya.
“Yang penting, saya sudah berusaha memberi yang terbaik untuk tim ini. Tidak masalah kalau itu (peluang dipecat). Ini sepak bola,” tambah juru taktik kelahiran Brasil tersebut.
Perjalanan Madura United menggapai prestasi di Liga 1 musim ini memang tidak begitu lancar. Cederanya beberapa pemain inti cukup memberikan efek besar pada stabilitas MU dalam setiap pekan kompetisi.
“Cedera yang dialami pemain utama kami membuat tim kehilangan kekompakan dalam kerja sama,” pungkas Gomes.