DBasia.news – Frenkie de Jong menorehkan gol pertamanya untuk timnas Belanda baru ini. De Jong tampil hebat kontra Jerman dan performanya itu berbanding terbalik 180 derajat saat ia memperkuat Barcelona.
Dalam lanjutan laga grup Kualifikasi Piala Eropa 2020, Belanda menang telak 4-2 atas Jerman, Sabtu (7/9). Dalam pertandingan tersebut De Jong mencetak gol pertamanya untuk timnas pada menit 59, yang diikuti gol bunuh diri Jonathan Tah, Donyell Malen, dan Georginio Wijnaldum.
Tidak hanya mencetak gol, kontribusi Frenkie de Jong juga fantastis.
De Jong melakukan 81 sentuhan bola, operan sukses dengan rasio 93 persen (66 operan berhasil dari 71 operan), dua kali berhasil mendribel bola dari tiga percobaan, dua kali memotong jalur bola lawan, memenangi tiga dari tujuh duel perebutan bola, dan tujuh kali berhasil mengoper bola lambung.
Statistik itu sesuai dengan talenta besar dan performa hebat yang diperlihatkannya di Ajax Amsterdam musim lalu. Secara tidak langsung, Ronald Koeman, pelatih Belanda, memperlihatkan kepada Ernesto Valverde, pelatih Barcelona, bagaimana cara memaksimalkan potensi De Jong.
Kesulitan di Barcelona
Barcelona membeli De Jong dengan harga fantastis, 75 juta euro, dari Ajax. De Jong kerap dibandingkan dengan Xavi Hernandez, legenda Barca, dengan gaya bermainnya dan caranya mengatur tempo bermain di tengah. Gaya mainnya dianggap sesuai dengan filosofi sepak bola Barca.
Akan tapi, De Jong masih kesulitan beradaptasi dalam taktik Valverde di Barcelona. Keberadaan Sergio Busquets memaksa De Jong bermain sebagai gelandang tengah yang melebar ke sisi sayap, sedangkan De Jong baru bisa tampil maksimal jika ia diberi kebebasan mengatur serangan di lini tengah.
Entah sebagai pivot (gelandang jangkar) atau sentral, talenta De Jong baru akan terlihat jika ia bermain di posisi itu.
“Saya melihat laga-laga terakhir Barcelona dan Frenkie bermain hampir ke sisi sayap. Saya tidak percaya itu posisi terbaiknya: dia seharusnya bermain di tengah atua sebagai gelandang bertahan,” ucap Ronald de Boer, eks pemain Barca dan pelatih tim muda Ajax.
“Saya tidak tahu apa yang akan dilakukan Valverde. Apa yang saya tahu sekarang adalah Frenkie mungkin harus bersabar. Busquets telah bermain di posisinya, meskipun dia selalu bermain dengan kualitas yang sama kala bertanding.”
Tentu hal tersebut akan jadi pekerjaan rumah Valverde di Barcelona. Valverde punya gelandang-gelandang dengan tipe bermain yang berbeda. Tidak mudah baginya meracik tim dengan keseimbangan yang tepat di lini tengah.
Santi Gimenez, dalam artikelnya di AS (media Spanyol), menuliskan bahwa De Jong yang ‘sesungguhnya’ adalah pemain yang diberi kebebasan mengatur lini tengah permainan – menjadi orkestra atau metronom permainan.
“De Jong kembali ke posisi pivot dalam kemenangan fantastis Belanda atas Jerman di Hamburg. Dia memimpin Oranje dari posisi kedalaman dan mendribel bola ke depan, hingga dia bisa mencetak gol,” tulis Gimenez.
Menempatkan De Jong dalam peran itu di Barcelona, dengan adanya Busquets, bak menyatukan dua kutub yang sama (tidak akan bisa terjadi). Jadi, Valverde harus memutar otak untuk memaksimalkan potensi De Jong.