DBasia.news – Awal 2021 menjadi momen kurang baik bagi Chelsea dan Frank Lampard. Menjamu Manchester City di pekan 17 Premier League di Stamford Bridge, Minggu (03/01) malam WIB, The Blues kalah dengan skor telak 1-3.
Chelsea sudah tertinggal 0-3 kala laga belum berakhir di paruh pertama dari gol Ilkay Gundogan (18′), Phil Foden (21′), dan Kevin De Bruyne (34′) yang baru bisa dibalas oleh gol hiburan Callum Hudson-Odoi di menit 90+2.
Kekalahan itu semakin membuat posisi Chelsea melorot di klasemen Premier League. Setelah sebelumnya sempat bercokol di empat besar kini Cesar Azpilicueta dkk berada di peringkat delapan dengan raihan 26 poin dari 17 laga, terpaut tiga poin dari zona Liga Champions.
Mudah bagi publik serta media menyoroti langsung Frank Lampard sebagai ‘kambing hitam’ hasil minor itu. Maklum, Chelseasudah belanja banyak pada musim panas 2020 dengan merekrut Timo Werner, Kai Havertz, Hakim Ziyech, hingga Ben Chilwell.
Kendati masih dalam proses adaptasi tim sekaliber Chelsea, dengan belanja pemain seperti itu, selalu memiliki target memenangi trofi. Apalagi tradisi di Chelsea tak memihak kepada Frank Lampard.
Sudah bukan rahasia umum lagi jika Chelsea mudah memecat manajer di era Roman Abramovich. Menurut pandit sepak bola Inggris Roy Keane hal itu juga berlaku kepada Lampard yang notabene legenda Chelsea.
“Frank akan prihatin dengan apa yang dia lihat hari ini,” ujar Keane kepada Sky Sports. “Hari ini Anda berpikir dengan para pemain ofensif, saya pikir mereka akan tampil bagus, tetapi mereka malah kekurangan energi.”
“Ketika Anda kalah dalam pertandingan 0-3 dan tidak melakukan tekel, itu menjadi perhatian besar. Dia memiliki pemain senior di sini, pemain yang memenangkan Piala Dunia, bagaimana mereka tidak melakukannya, membuat tekel, menarik orang. Itu akan menjadi perhatian besar bagi saya.”
“Chelsea tidak memberi waktu kepada manajer. Ada dalam DNA dan sejarah mereka untuk tidak memberi mereka waktu. Frank selalu tampil dengan baik. Saya tidak menyadari kata kesabaran ada di Chelsea, terutama untuk manajer,” terang Keane.
Keane juga yakin Lampard punya potensi besar dipecat mengingat karier kepelatihannya masih minim, tidak seperti Jurgen klopp di Liverpool atau Pep Guardiola dengan Manchester City.
“Saya tidak berpikir Frank akan mendapat banyak waktu. Ada tekanan besar tahun ini, Anda harus memberi waktu kepada pemain untuk beradaptasi yang datang dari luar negeri,” imbuh Keane.
“Tahun lalu dia mendapat tiket masuk gratis, tetapi mereka telah mengeluarkan uang dan itu membawa tekanan tambahan, tidak peduli siapa manajernya.”
“Setiap tim memiliki masalah cedera, dia harus siap. Ketika Anda mulai mempertanyakan tingkat kerja dan keinginan, tidak peduli seberapa baik tim Anda, Anda akan gagal.”
“Dia (Lampard) baru dalam hal itu. Dia berumur 42 tahun. Klopp datang dari Dortmund dan memenangkan banyak trofi besar di sana. Dia melawan semua manajer ini – (Carlo) Ancelotti, (Jose) Mourinho, Guardiola. Orang-orang ini punya CV di belakang mereka. Dia tidak akan mendapatkan waktu yang Klopp dapatkan,” pungkas dia.