<strong>Format Baru Kualifikasi Liga Champions Menuai Kontroversi</strong>

DBasia.news – UEFA dikabarkan sedang mengerjakan rencana format baru kualifikasi Liga Champions. UEFA akan menjadikan kesuksesan klub dalam beberapa musim sebelumnya sebagai satu di antara tolok ukur tampil di Liga Champions.

Asosiasi klub Eropa yang sepuluh anggotanya berasal dari Premier League berharap meyakinkan badan pengaturan Eropa jika kualifikasi Liga Champions harus didasari sebagian oleh koefisien UEFA. Jadi, posisi di klasemen tidak akan menjadi satu-satunya cara bermain di kompetisi Eropa.

Koefisien yang dimaksud adalah peringkat klub Eropa berdasarkan hasil yang diraih dalam lima tahun terakhir di mana saat ini Bayern Munchen berada di posisi teratas.

Setelah Bayern, ada Manchester City, Liverpool, dan Chelsea yang berada pada posisi berurutan dari kedua dan keempat. Real Madrid, Barcelona, Juventus, dan Manchester United juga masuk dalam posisi 10 besar.

Guardian melaporkan, format yang diusulkan akan melihat klub yang finis di luar tempat Liga Champions di liga domestik, tetapi lolos ke Liga Europa atau memenangi piala domestik dapat bersaing untuk dua tiket bermain di kasta tertinggi Eropa. Untuk menentukannya, akan digunakan peringkat koefisien.

Rencana tersebut kemungkinan akan diinformasikan pada pekan ini ketika UEFA menggelar sidang umum di Wina, Austria. Presiden UEFA, Alexander Caferin, menegaskan jika rencana tersebut akan memberikan tempat lebih banyak untuk liga kecil dan menengah.

Namun, menilik lebih jauh, sejatinya peraturan tersebut lebih menguntungkan klub-klub besar yang terutama bermain di liga top Eropa seperti Inggris, Spanyol, dan Italia. Sebab, nilai koefisien klub yang berada di liga-liga tersebut banyak yang lebih baik darpada liga peringkat menengah atau bawah.

Walhasil, rencana UEFA itu mengundang kontroversi. Terlebih ketika beberapa klub elite menyiapkan kompetisi anyar, Liga Super Eropa.