DBAsia News

Final Liga Champions 1976, Momen Bersejarah Bayern Munich dan Les Poteaux

DBasia.news – Bayern Munich berhasil meraih gelar Liga Champions pada tahun 1976 atas kemenangan tipis 1-0 kontra Saint Etienne di Standion Hamden Park, Glasgow. Hasil tersebut merupakan kali ketiga Bayern keluar sebagai juara.

Kemenangan tersebut menjadikan Bayern Munchen sebagai klub ketiga dalam sejarah yang mampu tiga kali beruntun menjuarai Piala Champions setelah Real Madrid (1956-1960) dan Ajax (1971, 1972, 1973). Akan tetapi bagi Saint Etienne, apa yang dialami di Hamden Park juga masih melekat di kepala dengan alasan berbeda, Les Poteaux Carres. Saint-Etienne memiliki kenangan buruk dengan Les Poteaux Carres atau tiang kotak. Bahkan tiang kotak sudah dianggap benda kutukan bagi Saint-Etienne.

Saint-Etienne tiba di Hampden Park pada 12 Mei 1976 sebagai underdog. Mereka merupakan klub Prancis pertama yang bertarung di final Piala Champions sejak Reims tujuh belas tahun sebelumnya. Di tanah Skotlandia ini Etienne menghadapi raksasa Bayern Munchen yang diperkuat Franz Beckenbauer, Gerd Muller, dan Karl-Heinz Rummenigge. Bayern sangat diunggulkan akan menjadi juara, seperti yang mereka lakukan dua musim sebelumnya.

Namun di atas lapangan, Etienne yang kala itu mendominasi sepak bola Prancis mampu mengimbangi sang juara bertahan. Hingga saat ini suporter Etienne yang masih hidup masih menganggap klub kesayangan mereka seharusnya yang menjadi kampiun. Mereka percaya, jika bukan karena tiang gawang yang kotak, Etienne pulang membawa trofi.

Ya, saat itu tiang serta mistar gawang di Hampden Park memang masih berbentuk balok kotak. Pada menit 30, gelandang muda Etienne Dominique Bathenay menggiring bola dari tengah lapangan, kemudian secara lihai mengatasi kawalan sang Kaiser Franz sebelum melepaskan tembakan jarak jauh yang tidak bisa dijangkau kiper Bayern Sepp Maier.

Terlihat mengarah ke gawang, bola menghantam sisi bawah mistar, mental ke muka gawang, dan akhirnya bisa diamankan Meier. Hal serupa kembali terjadi ketika bola sundulan Jacques Santini menghantam tiang. Komentator Brian Moore dan Jack Charlton bertanya-tanya apakah bola akan masuk jika mistar gawang sudah bulat, bukan balok kotak, yang saat itu menjadi kekhasan Hampden Park.

mampu menyulitkan, Ettiene gagal menjebol gawang Bayern. Hingga petaka datang pada menit ke-57. Menerima umpan Beckenbauer, Franz Roth menggetarkan gawang Etienne. Walau sudah berusaha keras mengejar, les Verts harus rela pulang dengan tangan hampa. Usai peluit panjang, para pemain Etienne terlihat menangis karena merasa sangat tidak beruntung. Meski demikian suporter tetap menganggap mereka armada Etienne sebagai pahlawan.

Saint-Etienne masih menilai tiang dan mistar berbentuk kotak yang membuat mereka gagal dan legenda Les Poteaux Carres pun lahir. Richard McBrearty, seorang kurator dari Museum Sepak Bola Skotlandia mengatakan sangat mengerti mengapa tiang dan mistar gawang memiliki arti sendiri bagi Saint-Etienne.

“Itu adalah final Eropa pertama mereka, dan mereka melawan Bayern yang brilian, yang memiliki pemain legendaris seperti Franz Beckenbauer, Gerd Muller dan Karl-Heinz Rummenigge,” ujar McBrearty.

“Bayern adalah favorit setelah menjadi juara dua musim sebelumnya, tetapi penggemar Prancis yang benar-benar membuat laga spesial. Mereka membawa warna dan atmosfer ke pertandingan. Syal dan pakaian hijau mereka yang jelas, bersama dengan suara mereka yang luar biasa, membuat permainan menjadi tontonan yang luar biasa.”

Pada 2013, dengan bantuan Museum Sepak Bola Skotlandia, Saint-Etienne membeli tiang gawang untuk dipajang di museum klub mereka. “Tiang gawang ini merupakan simbol dari final 1976, yang menciptakan ikatan emosional antara rakyat Prancis dan Saint-Etienne,” ucap Roland Romeyer, Presiden klub,

“Meskipun Saint-Etienne kalah malam itu, tiang gawang berfungsi sebagai pengingat akan kenangan indah yang dimiliki banyak penggemar tentang final itu, bersama dengan kenyataan pahit tentang ‘apa yang bisa terjadi'”.

Hampden Park menggunakan tiang dan mistar kotak ikonik dari 1903 hingga 1987, sebelum peraturan FIFA mengatakan harus diganti.

Gawang tersebut sebelumnya telah disimpan di Museum Sepak Bola Skotlandia di Stadion Glasgow. Saint-Etienne mengeluarkan 20 ribu untuk membeli gawang itu.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?