DBAsia News

FIFpro Akan Selidiki Dampak Corona Pada Psikologi Pemain

DBasia.news –  Sudah cukup lama pandemi virus corona menyerang dunia, wabah ini pun belum bisa diprediksi kapan akan berakhir. Para pemain sepak bola dikhawatirkan mulai terkena dampak dari sisi psikologi mereka.

Tidak ada sepak bola berdampak besar kepada finansial klub dari segi pemasukan, tak ada pemasukan dari penjualan tiket, merchandise, dan hak siar televisi. Imbasnya pemotongan gaji pemain jadi solusi.

Akan tapi dampak itu tak cuma dirasakan klub melainkan juga pemain sepak bola. Bill Beswick, eks psikologis Manchester United, pernah berkata seperti ini.

“Ini (penundaan karena virus corona) lebih berbahaya bagi para pemain sepak bola daripada kebanyakan olahraga. Sebagian besar atlet Olimpiade tempat saya bekerja dan para pemain rugby adalah atlet yang sangat mandiri,” terang Beswick kepada Goal.

“Mereka didorong oleh klub mereka untuk mengatur diri sendiri. Jadi, mereka memiliki pola pikir dan karakter untuk melanjutkannya. Para pemain sepak bola secara tradisional telah dikelola secara eksklusif dan diberitahu untuk tidak berpikir.”

Kekhawatiran itu mendorong Badan Persatuan Pemain Dunia atau FIFPro untuk bergerak mencari tahu potensi dampak psikologi kepada pemain. Salah satu hasil studinya cukup mengkhawatirkan.

Masih menanti hasil studi secara menyeluruh dari FIFPro, dikabarkan oleh Marca, PFAI atau Asosiasi Pesepak Bola Profesional Republik Irlandia menunjukkan hasil 14 persen partisipan mengalami gejala keraguan menengah hingga parah.

Jumlah itu lebih tinggi dari biasanya – antara satu hingga delapan pemain – dari pemain-pemain. Di sepak bola Irlandia 19 persen pemain menunjukkan gejala tersebut. Sebelum pandemi angkanya tidak pernah melebihi dari tujuh atau 11 persen.

Hasil studi itu diambil dari 63 pesepak bola profesional Irlandia hasil kerja sama klub dan PFAI. Tanpa sepak bola dan kepastian corona akan berakhir wajar jika pemain gelisah, apalagi penghasilan mereka berasal dari sepak bola.

Klub sekaliber Arsenal bahkan memberikan psikologis kepada para pemainnya untuk terus berkomunikasi setiap hari.

“Kami memiliki psikolog kami yang menjaga para pemain dan selalu berkomunikasi terus-menerus dengan mereka,” ungkap Arteta di Sky Sports.

“Tetapi kami juga mendapat feedback dari orang yang berbeda dan kami terus mengirimkan informasi dan video dan membuat mereka sibuk.”

“Dan juga, menjaga mereka tetap dekat dengan pekerjaan mereka dan dekat dengan orang-orang yang terkait dengan pekerjaan mereka, yaitu kami dan staf pelatih saya.”

“Tetapi kami telah melakukan beberapa percakapan yang sangat baik. Kali ini telah sangat membantu dari pihak saya, setidaknya, untuk mengenal para pemain lebih baik, dan kami sedang berusaha meningkatkan hubungan kami, komunikasi kami dan pengertian di antara kami,” urai Arteta.

Data dari Wordometers per Sabtu (18/04) memperlihatkan adanya 2.229.729 kasus corona di seluruh dunia dengan angka kematian menembus 154.241 jiwa dan pulih 571.577 jiwa.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?