DBasia.news – Romelu Lukaku membuka peluang untuk kembali ke Inter Milan dalam waktu dekat. Namun Rencana tersebut ditolak mentah-mentah oleh ultras Nerazzurri.
Lukaku membuat pengakuan mengejutkan dalam wawancara bersama Sky Sports. Ia mengaku tak bahagia di Chelsea dan berniat pulang ke Inter.
Seperti diketahui, Lukaku membuat gempar bursa transfer musim panas dengan meninggalkan Inter demi menerima pinangan Chelsea. Dana transfernya sebesar 97,5 juta poundsterling merupakan rekor baru dalam sejarah The Blues.
Spanduk penolakan kembalinya Romelu Lukaku yang dibentangkan ultras Inter Milan.
Transfer Lukaku ke Chelsea sendiri sempat menimbulkan kontroversi. Suporter Inter merasa sang pemain berkhianat dan mata duitan.
Manajemen Inter memang mengaku transfer tersebut merupakan keinginan sang pemain. Sementara Lukaku mengaku pergi karena krisis finansial yang dialami La Beneamata.
“Saya kesal karena direktur bahkan tidak mencoba memperbarui kontrak saya (karena krisis keuangan). Saya tidak pergi demi uang, tetapi tantangan untuk kembali ke Inggris di mana saya tidak menang,” kata Lukaku kepada Sky Sports.
“Inter selalu berada di hati. Saya sangat berharap dari lubuk hati saya untuk kembali bukan di akhir karier, tetapi ketika saya masih di level atas untuk bersama-sama memenangkan gelar lebih banyak.”
Pernyataan tersebut menjadi isyarat Lukaku sudah tidak betah di Chelsea. Bukan tidak mungkin ia akan minta dijual pada akhir musim nanti.
Peluang Inter untuk memulangkan Lukaku cukup terbuka andai akuisisi yang dilakukan konsorsium Arab Saudi segera rampung. Hal itu membuat rival sekota AC Milan itu memiliki dana transfer yang tak terbatas.
Namun kepulangan Lukaku dengan cepat ditolak ultras Inter Curva Nord. Mereka membentangkan spanduk dengan pesan sindiran kepada yang bersangkutan di luar stadion Giuseppe Meazza.
“Tidak masalah siapa yang lari di tengah hujan, yang penting siapa yang bertahan di tengah badai. Sampai jumpa Romelu,” bunyi pesan tersebut. Sikap tersebut membuat rencana kepulangan Lukaku ke Inter akan sulit terwujud. Apalagi tim yang kini ditangani Simone Inzaghi terbukti lebih menakutkan tanpa kehadirannya.
