DBasia.news – Istilah uang tidak selamanya mampu memberi kebahagiaan tampak dirasakan oleh beberapa individu manusia di bumi ini. Bek kiri veteran Portugal, Fabio Coentrao, salah satu pesepakbola yang cukup berani meninggalkan Real Madrid dengan gajinya yang besar hanya untuk mengejar kebahagiaan.
Pemain berusia 30 tahun pergi meninggalkan Madrid setelah tujuh tahun lamanya. Dalam kurun waktu tersebut, Coentrao sempat dipinjamkan ke AS Monaco dan Sporting Lisbon pada musim 2015-16 dan 2017-18. Musim lalu, Coentrao menemukan titik kebangkitan kariernya dengan Sporting dan mengemas 40 laga lebih di seluruh kompetisi.
Akan tapi hal tersebut tidak menjamin tempat bermain Coentrao dalam skuat Madrid yang diasuh Julen Lopetegui. Alumni akademi Rio Ave tidak masuk dalam rencana permainan Lopetegui. Agen Coentrao, Jorge Mendes, sudah berusaha mencarikannya klub baru.
Tidak mudah mencari klub baru yang menginginkan Coentrao. Sporting pun tidak menawarnya kembali. Hanya ada satu klub yang benar-benar tertarik kepadanya, yakni Rio Ave, tempat di mana dia tumbuh dan berkembang sebagai pesepakbola profesional. Namun Coentrao tahu, di sana dia akan menerima potongan gaji yang besar dari saat dia bermain untuk Madrid.
Tanpa tedeng aling-aling, Coentrao menerima kesempatan gabung Rio Ave, meski kontraknya masih tersisa hingga tahun mendatang. Dia mengaku tidak keberatan gabung Rio Ave untuk mengejar kebahagiaan dan tidak takut miski dengan melakukannya.
“Saya menanti panggilan dari Sporting sampai (tanggal) 31 (Agustus), tempat di mana saya memberikan segalanya, dan saya sama sekali tak menerima panggilan. Ini menyedihkan,” ucap Coentrao kepada Record, Minggu (02/9).
“Setelahnya, saya pikir saya harus bahagia dan kehilangan banyak uang untuk bisa mendapatkan kebahagiaan di (Rio Ave), sebuah klub yang selalu bersikap baik dan punya keyakinan kepada saya. Tidak ada uang yang dapat membeli kebahagiaan. Saya terlahir miskin. Saya tidak keberatan mati dalam kemiskinan,” tegasnya.
Nasib Coentrao di Madrid memang miris. Dibeli dari Benfica pada 2011 silam, Coentrao tidak banyak bermain di sisi kiri pertahanan Madrid yang selalu mengandalkan Marcelo. Kendati demikian, dia berandil besar dala kesuksesan El Real meraih dua titel La Liga, satu Copa del Rey, Piala Super Spanyol, dua titel Liga Champions, Piala Dunia Antarklub, dan satu Piala Super Eropa.