DBasia.news – Mantan pemain Tottenham Hotspurs, Ryan Mason tak pernah mengira akan menjadi arsitek tim utama Spurs menggantikan Jose Mourinho yang dipecat karena performanya.
Mason didapuk menjadi pelatih interim hingga akhir musim setelah The Lilywhites memecat Mourinho lantaran hasil di lapangan tidak maksimal.
Spurs langsung meraih kemenangan pada laga perdana bersama Mason. Spurs menyudahi perlawanan Southampton 2-1. Pencapaian yang luar biasa bagi Mason, seorang pelatih muda berusia 29 tahun yang memilik kisah pilu dalam perjalanan sepak bolanya.
Mason pernah berada di titik terendah dalam kariernya saat harus menjalani operasi darurat karena tulang tengkoraknya retak. Cedera tersebut dialaminya kala membela Hull City pada Januari 2017.
Saat itu, Mason yang berposisi sebagai gelandang turut membantu serangan timnya. Benturan tidak dapat terhindarkan saat Mason beradu kepala dengan bek Chelsea Gary Cahill.
Karier sepak bola Mason berada di titik akhir karena kerusakan kepalanya yang cukup parah. Hal tersebut memaksa dia untuk pensiun pada usia produktif, 26 tahun.
Mason sangat mencintai sepak bola. Usai pensiun sebagai pemain, dia memulai meniti karier kepelatihan. Dia menjadi kepala pengembangan tim U-17 hingga U-23 Spurs. Keberuntungan datang padanya saat Jose Mourinho didepak dari kursi pelatih dan bos klub Daniel Levy menunjuk Mason sebagai pelatih interim.
“Sungguh gila,” katanya saat konferensi pers pertama sebagai pelatih Spurs.
Ryan Mason menjadi pelatih termuda sepanjang sejarah Premier League. Tantangan berikutnya bagi Mason adalah saat timnya akan bentrok dengan Manchester City di final Piala Liga Inggris, Minggu (25/4).