DBasia.news – Salah satu klub Elite Premiere League, Tottenham Hotspur harus menelan kerugian besar akibat adanya pandemi virus corona. Skuat asuhan Jose Mourinho itu bahkan harus mengajukan pinjaman dalam jumlah besar ke bank lokal.
Dilansir dari Sky Sports, Tottenham Hotspur diperkirakan mengalami kerugian sebesar 200 juta pound (sekitar Rp3,52 triliun). Untuk meringankan masalah finansial, manajemen telah mengajukan pinjaman sebesar 175 juta pound (sekitar Rp3,08 triliun) ke Bank of England.
Spurs telah memenuhi syarat COVID Corporate Financing Facility (CCFF) untuk mendapatkan pinjaman dengan tingkat bunga rendah, yaitu sebesar 0,5 persen.
Kerugian yang dirasakan oleh The Lilywhites adalah dampak dari pandemi virus corona. Pasukan Jose Mourinho masih harus terus merasakan kerugian hingga Juni 2021 lantaran Premiere League akan digelar tanpa penonton.
Sementara itu, pihak klub juga tidak bisa mendapatkan pemasukan dari stadion baru mereka yang biasanya dipakai untuk kegiatan non-olahraga.
“Kami selalu menjalankan klub ini dengan basis mandiri secara komersial. Seperti perkataan saya 18 Maret lalu, selama 20 tahun di klub ini, ada banyak rintangan di sepanjang jalan Tapi tidak ada rintangan sebesar ini, pandemi virus corona paling serius dari semuanya,” ujar Daniel Levy selaku CEO Tottenham Hotspur.
“Saat ini sangat penting untuk semua kalangan bekerja sama. Ilmuwan, pemerintah, dan sektor live events harus menemukan cara aman untuk membawa penonton kembali menyaksikan olahraga dan acara hiburan,” sambungnya lagi.
Guna menyelamatkan keuangan klub yang sedang terpuruk, Tottenham harus melakukan pemotongan gaji sebanyak 20 persen kepada 550 staf. Keputusan itu telah mengundang kritikan dari suporter. Alhasil pada April lalu, Tottenham telah merevisi keputusan mereka dan berjanji akan membayar penuh gaji April dan Mei bagi staf di luar kepelatihan.