DBasia.news – Sepanjang 20 tahun karier profesional Cristiano Ronaldo diwarnai kesuksesan besar, baik dari pencapaian individu hingga raihan trofi bersama klub, bersama Manchester United (periode satu), Real Madrid, dan Juventus.
Ronaldo sedianya memulai karier sebagai penyerang sayap namun memasuki usia senja, megabintang asal Portugal bertransformasi menjadi penyerang tengah dengan kemampuan menyelesaikan peluang kelas dunia.
Performanya menurun drastis kini dengan Man United. Pada usia 37 tahun Ronaldo menemui kesulitan di periode kedua membela Red Devils, sebab ia harus beradaptasi lagi dengan cara bermain tim dan klub-klub Premier League tak lagi sama seperti dulu.
Apalagi Ronaldo saat ini benar-benar jadi penyerang tengah dan tidak lagi di posisi sayap. Tidak banyak yang mengetahuinya, tetapi produk akademi Sporting Lisbon itu sebenarnya tak terlalu suka posisi tersebut.
Hal itu dituturkan oleh pelatih Lazio yang dulu melatih Ronaldo di Juventus, Maurizio Sarri. Ketika ditanya apakah Ronaldo pernah menolak permintaan Sarri jadi penyerang tengah, Sarri tak menyanggahnya.
“Cristiano mencetak lebih banyak gol Serie A di musimnya bersama saya daripada yang lain,” jawab Sarri seperti dikutip dari Football-Italia.
“Dia siap untuk bermain sebagai penyerang tengah dalam beberapa pertandingan ketika kami memiliki situasi darurat, tetapi dia tidak terlalu menyukai gagasan untuk melakukannya secara reguler.”
“Dalam situasi itu, Anda akhirnya menantang kepastian yang dimiliki pemain. Ronaldo mencetak 35-40 gol per musim dengan memulai dari posisi yang lebih lebar, jadi baginya itu permintaan yang hampir tidak masuk akal. Itu bisa dimengerti untuk cara dia bermain.”
Bersama Sarri, Ronaldo bermain di 46 laga kompetitif dan menorehkan 37 gol. Pada musim 2019-2020 CR7 mencetak 31 gol dari 33 laga Serie A serta delapan assists. Itu jelas berbeda saat ini kala Ronaldo hanya sekali mencetak gol dari 10 laga terakhir dengan United.