Cerita di Balik Selebrasi Ikonik Lionel Messi

DBasia.news – FC Barcelona memenangi laga lanjutan LaLiga kontra Osasuna di Camp Nou akhir pekan lalu dengan skor 4-0. Empat gol Blaugrana dicetak oleh Martin Braithwaite (29′), Antoine Griezmann (42′), Philippe Coutinho (57′), dan Lionel Messi (73′).

Gol yang dicetak Messi semakin spesial setelah melihat selebrasi golnya. Bukan dengan caranya mencetak gol – melewati dua bek sebelum mencetak gol – karena publik sudah terbiasa melihat dari pemain sekalibernya, tapi dengan selebrasi gol yang emosional.

Messi langsung melepaskan kaos pertamanya dan menunjukkan jersey Newell’s Old Boys dengan nomor punggung 10, melakukan selebrasi sama dengan pendahulunya yang terkenal seantero dunia: Diego Maradona.

Ya, Maradona baru-baru ini mengejutkan dunia setelah ditemukan meninggal dunia di rumahnya. Maradona meninggal dunia pada usia 60 tahun dan diduga karena serangan jantung setelah sebelumnya dirawat di rumah sakit karena penggumpalan darah di otaknya.

Messi salah satu figur yang emosional mendengar kabar itu. Maklum saja Maradona adalah pendahulunya, mantan pelatihnya di timnas Argentina, dan sosok inspiratif baginya yang kerap dibandingkan dengan legenda Napoli tersebut.

Tidak ada yang menduga Messi melakukan selebrasi emosional itu untuk menghormati sang legenda. Maradona memang pernah membela Newell’s pada penghujung kariernya pada medio 1993-1994, sementara Messi pernah ada di akademi Newell’s selama enam tahun sebelum ke La Masia.

“Saya tidak ingat banyak, saya masih sangat muda, tapi saya melihat Maradona di lapangan pada hari dia melakukan debutnya melawan Emelec,” kata Messi pada 2013 silam soal debut Maradona untuk Newell’s pada 1993.

Selebrasi itu yang terbaik dapat dilakukan Messi dengan caranya sendiri. Selebrasi yang emosional dan dimaklumi dari sisi humanis, namun di mata hukum pelanggaran tetaplah pelanggaran.

Messi diganjar kartu kuning karena melepas bajunya, lalu menurut laporan Sport Barcelona akan didenda sebesar 3.000 euro karena melanggar kode etik RFEF pada artikel 91.

“Pesepak bola yang pada kesempatan mencetak gol atau untuk tujuan apapun yang berasal dari perubahan pertandingan, mengangkat bajunya dan menampilkan segala jenis iklan, slogan, legenda, akronim, anagram atau gambar, apapun isinya atau tujuan dari tindakan tersebut, akan dihukum, sebagai pembuat pelanggaran serius, dengan denda hingga € 3.000 dan peringatan.”

Nominal denda itu tidak jadi masalah untuk Barcelona. Kendati demikian adanya regulasi itu patut dipertanyakan jika melihat sisi humanis dari selebrasi Lionel Messi.