DBasia.news – Rasisme merupakan isu besar yang coba disingkirkan di Eropa. Kendati demikian tidak mudah menghapusnya, beberapa negara seperti Italia, Rusia, dan Inggris, isu itu masih sulit ditangani.
Pada musim lalu, kepolisian kota London membekuk seorang remaja berusia 17 tahun jelang pertandingan Tottenham Hotspur kontra Chelsea dalam semifinal leg pertama Piala Liga Inggris, di Stadion Wembley, Selasa (8/1) waktu setempat atau Rabu dini hari WIB. Berdasarkan laporan, remaja tersebut ditangkap karena melakukan tindakan rasial.
Kejadian itu hanya beberapa hari setelah seorang penggemar Chelsea didenda 965 pounds dan dilarang masuk stadion selama tiga tahun setelah dinyatakan bersalah melakukan tindakan rasis. Hal tersebut sempat mencoreng sepak bola Inggris secara keseluruhan.
Sedikit mundur ke belakang atau lebih tepatnya pada Desember 2018, Chelsea menghukum empat orang suporter untuk tidak menonton pertandingan sementara penyelidikan berjalan atas dugaan pelecehan rasial kepada penyerang Manchester City, Raheem Sterling.
Pada bulan yang sama, Chelsea juga mengeluarkan peringatan keras setelah terdengar nyanyian rasial selama pertandingan Liga Europa melawan MOL Vidi di Hunggaria.
Tidak heran, sejumlah pemain ikut menyuarakan tindakan melawan Rasisme. Eden Hazard menilai, perlu ada perjuangan tiada lelah untuk membuat sepak bola terbebas dari rasisme.
“Itu adalah masalah besar, tidak hanya di Inggris, namun juga di mana-mana. Itulah sebabnya kita membicarakan hal tersebut malam ini,” jelas Eden Hazard ketika menghadir acara memberantas rasisme di sepak bola.
“Akan tetapi, kami bisa mengalahkan hal itu jika berbicara kepada media. Kami akan mencoba menghentikan hal ini. Memang sulit, namun semakin banyak yang berbicara, akan semakin besar peluang menyelesaikan masalah,” tegas Hazard.
Meski sebagian besar kejadian di atas dilakukan suporter Chelsea, namun pada kenyataannya, supoter Manchester United lah yang paling rasis di Inggris.
Sejak 2015, Manchester United merupakan tim dengan suporter yang paling banyak ditangkap karena melakukan rasisme. Menurut catatan, ada 27 suporter The Red Devils yang telah diamankan.