Bernardo Silva sebagai Revolusi David Silva

Bernardo Silva

DBasia.news – Bubble gum jika diartikan dalam bahasa Indonesia memiliki makna permen karet. Bernardo Silva menyandang julukan itu di Manchester City. Apa korelasi permen karet dengan Silva? Biar rekan setimnya di Man City yang menjelaskannya.

“Bernardo Silva? Saya memanggilnya bubble gum karena bola menempel di kakinya. Saya bisa membayar untuk menyaksikannya bermain,” tutur bek kiri asal Prancis, Benjamin Mendy, pada 2017 silam. Tentu saja bola tidak benar menempel di kakinya, melainkan seolah terlihat menempel karena kemampuan hebat Silva mengontrol bola.

Manusia permen karet itu kembali beraksi menjelang bergulirnya Premier League 2018/19. Diturunkan sebagai gelandang dalam taktik 4-3-3 bersama Phil Foden dan Fernandinho di lini tengah, Silva berkontribusi memberikan kemenangan 2-0 Man City atas Chelsea di Community Shield. Mantan pemain AS Monaco memberikan assist untuk gol yang diciptakan Sergio Aguero.

Bersama Aguero dan Foden, Silva merupakan salah satu penampil terbaik dalam pertandingan tersebut. Silva bermain sebagai gelandang karena posisinya di sisi kanan sayap serangan Man City ditempati pemain anyar, Riyad Mahrez. Siapa sangka, peran yang jarang diberikan Pep Guardiola kepadanya itu justru memberikan warna baru dalam permainan Man City.

Silva sangat dinamis bergerak dari satu ruang ke ruang berikutnya, terlibat proses serangan Man City, dan rajin bergerak di antara zona ketiga pertahanan Chelsea. Dia 58 kali menyentuh bola, melakukan 41 operan (36 di antaranya sukses mencapai target), lima kali upaya dribel (empat kali sukses melewati lawan), dan dua operan kunci.

“Performa Bernardo Silva adalah mahakarya. Semua orang tahu para penyerang sayap kami ingin bersaing. Saat ini ada Bernardo dan 10 pemain lainnya,” puji Guardiola menggambarkan permainan hebat Silva layaknya mahakarya.

“Namun dalam 11 bulan ke depan segalanya tergantung pada performa yang mereka tampilkan pada saya di lapangan. Bernardo lebih baik dari pada pemain lainnya, jadi karena itulah saat ini dia bermain.”

Suksesor David Silva

 

 

David Silva


Dari nama belakang yang sudah sama, Silva (Silva-nya Portugal) seolah ditakdirkan untuk menggantikan Silva lainnya yang berasal dari Spanyol, David Silva. David sudah berusia 32 tahun dan mendekati penghujung kariernya. Silva pun sudah pantas menggantikan David, tentunya jika Guardiola mulai konsisten memainkannya sebagai gelandang serang.

“Saya ingat melihatnya di Etihad pada laga Monaco melawan City, pemain ini (Silva) sangat fantastis. Saya melihatnya, perlahan, sebagai suksesor (David) Silva di Man City,” tutur legenda sepak bola Inggris yang kini jadi pengamat sepak bola, Rio Ferdinand.

Sama seperti Silva, David juga kerap beroperasi atau membangun serangan dari sisi sayap sebelum melakukan penetrasi ke tengah, mendekati kotak penalti lawan. Keduanya juga sama-sama berkaki kidal. Guardiola mungkin saat ini mulai mendapatkan gambaran baru tentang variasi permainan baru Man City musim ini.

Silva bisa menjadi opsi tambahan bagi Guardiola apabila David atau Kevin De Bruyne buntu membuka rapatnya pertahanan lawan. Guardiola baru ini mengatakan masih butuh satu gelandang tambahan jelang berakhirnya bursa transfer di Inggris. Gelandang itu disinyalir hanya untuk melapis Fernandinho yang sudah berumur 33 tahun, gelandang bertahan.