DBasia.news – Ketika membuka laman Federasi Sepak Bola Vietnam, Senin (3/9), judul artikel ‘Park Hang-seo: Ambisi Kami Tak Terbatas’ menarik perhatian.
Menjadi ingin dibaca karena sepak bola Vietnam, khususnya tim asuhan Park Hang-seo dalam tahun ini punya pencapaian luar biasa.
Apalagi Vietnam akan menjadi salah satu pesaing lagi di Piala AFF, turnamen yang begitu bergengsi di kawasan Asia Tenggara, termasuk bagi kita, Indonesia.
Pernyataan Park Hang-seo menjadi penegasan bahwa dirinya dan Timnas Vietnam siap memaksimalkan kesempatan apapun untuk meraih hasil terbaik. Setiap laga adalah final terus dipegang sebagai pedoman agar motivasi tak melorot di situasi apapun.
Awal tahun, Nguyen Cong Phuong dkk. menjadi runner-up Piala Asia U-23 2018. Di fase grup, Vietnam menebas Australia 1-0 setelah hanya kalah tipis 1-2 dari Korea Selatan. Hasil seri 0-0 kontra Suriah di laga terakhir membuat Vietnam menjadi runner-up dan lolos ke perempat final.
Vietnam menghentikan langkah Irak sebelum mengalahkan Qatar di semifinal, juga lewat babak penalti. Vietnam menjadi runner-up Piala Asia U-23 setelah kalah 1-2 dari Uzbekistan dalam laga final yang begitu berat, di tengah badai salju.
Berada di perempat final sudah menjadi sejarah bagi Vietnam di Piala Asia U-23, apalagi sampai final. Vietnam awalnya tak masuk tim unggulan.
Tak mengherankan, skuat The Golden Stars asuhan Park Hang-seo begitu diapresiasi, terutama oleh warga Vietnam sendiri. Pesta pecah di jantung ibukota Vietnam kendati harapan hingga meraih gelar juara tak kesampaian.
Selang tujuh bulan, sepak bola Vietnam kembali mengukir pencapaian bagus. Asian Games 2018 menjadi ajang dan ukurannya masih sama, Asia. Vietnam kembali luar biasa, meski asa di akhir kiprah berakhir kurang sempurna.
Pakistan, Nepal, termasuk Jepang disikat di fase awal, membuat Vietnam tampil sempurna. Status juara Grup D didapat sebelum memulangkan Bahrain lewat kemenangan 1-0 di babak 16 besar.
Vietnam kemudian menundukkan Suriah untuk berjumpa Korea Selatan di semifinal. Warga Vietnam menyambut dengan suka cita hingga turun ke jalan, merayakan keberhasilan pahlawannya lagi di sepak bola.
Vietnam menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara tersisa. Indonesia dan Malaysia telah lebih dulu keok di babak 16 besar, sementara Thailand yang punya dominasi di kawasan Asia Tenggara dan belakangan mulai dihormati di regional Asia angkat koper setelah mengakhiri fase grup.
Timnas Vietnam
Kekalahan dari Korea Selatan tak terlalu mengecewakan dan membuat fans serta warga Vietnam mengurangi respek. Toh, Vietnam mencatat sejarah.
Pun kekalahan dari Uni Emirat Arab (UEA), yang membuat Vietnam gagal mendapat medali tersisa, perunggu. Bukti, Nguyen Van Quyet sebagai salah satu pemain senior dan kawan-kawan tetap disambut hangat dan dielu-elukan, baik di Bandara Noi Bai ketika tiba dan Stadion My Dinh.
“Saya dan tim Vietnam berharap untuk mendapat medali perunggu di Asian Games, tapi tidak sesuai keinginan. Saya melihat sebagai sebuah kegagalan dan kami akan memanfaatkan pengalaman kami menuju Piala AFF 2018,” jelas Park Hang-seo.
Keberhasilan Vietnam buah keseriusan mengubah jalan yang kerap mentok. Park Hang-seo didatangkan menggantikan Nguyen Huu Thang usai kegagalan di SEA Games 2017 sekaligus untuk mengakhiri pergumulan prestasi.
Mantan asisten Guus Hiddink kala Timnas Korea Selatan menembus semifinal Piala Dunia 2002, mengkombinasi pemain Piala AFF U-19 2013 serta Piala Dunia U-20 2017. Di bawahnya, para pemain muda berkembang.
Dua bulan ke depan, Timnas Vietnam diperhadapkan Piala AFF 2018. Seperti yang disadari, ajang ini bergengsi bagi negara Asia Tenggara. Begitu juga Vietnam, sehingga sebelum mengarungi Asian Games 2018, sang pelatih sempat menyebut bahwa Piala AFF adalah target utama.
Modal bagus, keyakinan yang meninggi akan dibawa untuk benar-benar menantang gelar juara, yang dalam dua edisi menjadi milik Thailand.
Vietnam dengan generasi yang mulai benar-benar mengemas juga punya keharusan untuk membayar harapan, yang kembali ada bahkan menguat setelah menjadi terpendam di Piala AFF 2016 dan SEA Games 2017.
“Tim akan dipersiapkan dengan sangat baik sebelum turnamen. Kami ingin bersaing dan meraih pencapaian tertinggi sekaligus membawa kebahagiaan untuk penggemar di Vietnam,” ujar Nguyen Quang Hai.
Pencapaian dan ambisi ini boleh jadi alarm bagi pesaing. Terkhusus Indonesia, yang belum juga berhasil meraih titel juara dan di edisi terakhir kembali menjadi runner-up kelima kalinya.
Vietnam tentu membuat Indonesia harus lebih lagi dalam mempersiapkan diri. Yang pertama sudah tentu harus segera memastikan Luis Milla lanjut, setidaknya untuk memberikan kenyamanan bagi pemain sebelum masuk persiapan lagi.
Vietnam akan menjadi pesaing terkuat lain di samping Thailand, juga Filipina.