Arsenal Berkembang di Bawah Asuhan Emery ketimbang Musim Terakhir Wenger

Arsenal


DBasia.news –  Tidak terasa Unai Emery, manajer Arsenal, akan menjalani musim debut penuhnya bersama The Gunners. Emery menggantikan Arsene Wenger yang telah 22 tahun melatih Arsenal.

Wenger mengundurkan diri – disinyalir karena klub memecatnya – setelah gagal membawa Arsenal lolos Kualifikasi Liga Champions dua musim beruntun, plus gagal meraih titel Premier League sejak terakhir meraihnya di tahun 2004.

Emery ditunjuk setelah menyelesaikan kontraknya selama dua musim dengan PSG (Paris Saint-Germain). Sejauh ini musim pertama manajer asal Spanyol itu dapat dikatakan tidak buruk-buruk amat. Arsenal bersaing masuk zona Liga Champions dan sukses mencapai semifinal Liga Europa.

Tiga hari lalu atau tepatnya pada 20 April 2019, tepat setahun sejak Wenger mengundurkan diri dari jabatannya sebagai manajer Arsenal – 20 April 2018. Perbandingan dengan melihat perubahan Arsenal di era Wenger dengan Emery pun naik ke permukaan.

Tentu saja, tidak adil jika membandingkan 22 tahun pengabdian Wenger dengan semusim Arsenal di bawah Emery. Oleh karenanya, perbandingan akan dibuat berdasarkan 50 laga Arsenal dengan Emery di seluruh kompetisi, dengan 50 laga Arsenal di musim terakhir Wenger.

Peningkatan Angka di Bawah Arahan Emery

Emery, 47 tahun, meraih 32 kemenangan dengan rasio kemenangan mencapai 64 persen. Sementara pada 50 laga Wenger dengan Arsenal musim lalu, Arsenal menang 25 kali, imbang sembilan kali, dan kalah 16 kali – Emery hanya tujuh kali imbang dan 11 kali kalah.

Kehadiran Emery meningkatkan beberapa aspek permainan Arsenal seperti ketajaman mencetak gol, khususnya di lini depan, serta pertahanan yang lebih solid. Arsenal-nya Emery telah mencetak 97 gol – dua gol lebih dari era Wenger.

Sedangkan dari sisi defensif atau bertahan, Emery memiliki satu catatan clean sheet lebih dan kebobolan delapan gol lebih rendah dari Wenger. Penerapan taktik 3-4-2-1 memberi keseimbangan bermain dalam skuat Arsenal terkini.

Penampilan hebat dua penyerang, Alexandre Lacazette dan Pierre-Emerick Aubameyang, yang notabene dua pembelian terakhir Wenger, juga meningkatkan rasio konversi tendangan Arsenal menjadi 15,3 dari 12,67 di era Wenger.

Lacazette telah mencetak 13 gol dari 32 penampilan dan Aubameyang menorehkan 19 gol dari 33 laga di Premier League. Keduanya kerap dirotasi Emery jika bermain dengan satu penyerang atau bahkan bermain bersama.

Masalah Kedisiplinan

Isu soal kedisiplinan Arsenal tidak berubah drastis dari era Wenger ke Emery. Bahkan di era Emery sedikit lebih parah dibanding Wenger. Dalam kurun waktu 50 laga di seluruh kompetisi, Arsenal sudah punya empat pemain yang menerima kartu merah – dua kali lebih dari zamannya Wenger.

Jumlah kartu kuning pun identik dengan masa Wenger. Bedanya, lini tengah Arsenal kini lebih ‘hidup’ dan berenerji karena diperkuat dua pemain anyar: Lucas Torreira dan Matteo Guendouzi. Kombinasi keduanya menghasilkan 16 kartu dan dua kartu merah.

Arsenal terlihat tidak disiplin, kendati demikian, lini tengah mereka lebih ganas dibanding era Wenger dan siap bertempur melawan lini tengah tim-tim rival. Torreira gelandang petarung asal Uruguay yang aktif bergerak, begitu juga Guendouzi di lini tengah.