DBasia.news – Arema FC berambisi untuk menghabiskan kuota penjualan tiket. Namun yang terjadi, tim Singo Edan itu malah menelan kerugian. Arema bahkan dikabarkan merugi hingga puluhan juta rupiah.
Sepinya penonton menjadi faktor. Contohnya saat laga melawan Madura United, 17 September lalu. Hanya 2.710 orang yang hadir ke Stadion Kanjuruhan, sehingga menyebabkan Arema FC tak mampu mencapai target minimal untuk menyamai biaya operasional.
Asumsi itu mengacu pada jumlah penonton yang hadir dikalikan harga tiket terendah pada laga itu sebesar Rp 40 ribu. Maka, jumlah Rp 104,8 juta dipastikan tak mampu menutupi biaya operasional dalam satu pertandingan yang mencapai Rp 200 juta.
Minimnya animo Aremania bisa jadi disebabkan kesalahan strategi pemasaran yang dilakukan Arema FC. Pasalnya, manajemen maupun Panpel sudah membuka pemesanan tiket sejak 5 September, untuk dua laga sekaligus, yakni melawan Madura United dan Persebaya Surabaya pada 30 September mendatang.
Tak pelak, Aremania pun lebih memilih untuk memesan tiket laga panas melawan Persebaya dibandingkan kontra Madura United , meski keduanya sama-sama berbalut Derby Jawa Timur.
“Animo Aremania memang tinggi untuk permintaan tiket melawan Persebaya. Masih ada dua Minggu, tapi kuota tiket ekonomi yang kami lepas sudah habis terjual,” papar Media Officer Arema FC, Sudarmaji.
Tak hanya itu, sepinya penonton yang hadir pada Senin 17 September itu juga lantaran digelar tidak di akhir pekan. Aremania jelas lebih memilih bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari di awal pekan.
“Sudah kami prediksi. Hari Senin, juga sudah disiarkan secara langsung di televisi jadi penonton cukup sepi,” urai Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris.