DBasia.news – Sejak datang Januari lalu performa Christian Eriksen belum optimal bersama Inter Milan.
Christian Eriksen dikenal sabagai satu di antara gelandang terbaik di Premier League. Eks Ajax Amsterdam itu punya visi bermain yang baik dan umpan akurat.
Inter Milan beruntung bisa mendapatkan Eriksen hanya dengan mengeluarkan dana 20 juta euro. Saat itu, kontrak Eriksen dengan Tottenham Hotspur hanya tersisa enam bulan lagi.
Sejauh ini, proses adaptasi Christian Eriksen dengan sepak bola Italia dianggap belum maksimal. Meski sempat melepaskan tembakan yang membentur tiang pada derby della Madonnina, namun Eriksen baru tampil pada empat laga di Serie A.
Tak pelak, muncul kekhawatiran Eriksen akan menjadi pembelian yang sia-sia. Sebab, tidak jarang pemain bintang yang kesulitan bermain di Italia.
Namun, ketakutan tersebut bisa ditepis Antonio Conte. Ya, sang pelatih punya ragam cara mengeluarkan kemampuan terbaik pemainnya.
Banyak yang berpendapat Antonio Conte adalah pelatih yang kaku. Conte dianggap sebagai juru taktik yang jarang mengubah formasi. Namun, pandangan itu tidak sepenuhnya tepat.
Antonio Conte adalah pelatih yang menyukai formasi 3-5-2. Namun, di Juventus, ia mengubahnya menjadi 4-2-4 untuk memberikan ruang bagi Andrea Pirlo mengeluarkan kemampuan terbaik.
Selanjutnya, ketika menukangi Chelsea, Conte mengubah 3-5-2 menjadi 3-4-3. Alasannya ketika itu adalah memberikan ruang bagi Cesc Fabregas dalam pertandingan.
Hasilnya, baik Fabregas maupun Pirlo dapat tampil brilian di lini tengah. “Antonio Conte adalah satu di antara kepuasan terbesar dalam karier saya,” ulas Fabregas.
Dengan begitu, kekayaan Conte dalam hal formasi diyakini bisa membantu Eriksen kembali ke bentuk permainan terbaik. Bak bunglon yang piawai mengubah warna tubuhnya, Conte pun lihai mengubah susunan formasi.
Antonio Conte berencana bermain dengan formasi 3-4-1-2 di Inter Milan. Pada taktik tersebut, Eriksen akan ditempatkan di belakang dua penyerang.
Nantinya, Christian Eriksen punya kebebasan dalam bergerak. Sang gelandang juga akan berperan sebagai motor serangan. Conte percaya diri bisa membuat Eriksen mengikuti jejak Cesc Fabregas di Chelsea dan Andrea Pirlo di Juventus.