Ambisi Striker Genoa Kalahkan Ronaldo dan Immobile

Krzysztof Piatek

DBasia.news – Peforma Krzysztof Piatek terus terjaga meski klubnya, Genoa sedang menurun. Genoa ada di peringkat 15 klasemen sementara Serie A musim 2018-2019, atau terpaut lima poin dari Bologna yang ada di zona degradasi.

Buktinya, saat ini Piatek menduduki daftar teratas top skor Serie A dengan torehan 11 gol, di atas Ciro Immobile (10 gol) dan Cristiano Ronaldo (10 gol). Genoa seolah ‘terlalu kecil’ bagi Piatek yang punya potensi besar jadi suksesor Robert Lewandowski di timnas Polandia.

Tanpa 11 golnya, Genoa barangkali saat ini ada di zona degradasi karena catatan gol Piatek itu sudah setengah lebih dari total gol Genoa di Serie A (20 gol). Tak mau berhenti sampai di situ, Piatek punya target personal ambisius yang ingin dicapainya.

“Saya bahagia, saya fokus mencetak gol di tiap laga. Saya ingin jadi top skor di akhir musim, tidak hanya sekarang. Saya harus memercayainya, saya seorang penyerang,” ucap Piatek.

“Untuk jadi pesepakbola Anda harus percaya diri sendiri dan berpikir Anda bisa mencapai setinggi mungkin. Saya ingin mengalahkan Ronaldo dan Immobile,” tutur Piatek di Calciomercato.

 

Cristiano Ronaldo


Kemampuan terbaik Piatek adalah penyelesaian akhir yang baik. Ketika mendapatkan peluang sekecil apapun, Piatek bisa mengonversinya jadi gol layaknya kebanyakan striker oportunis lainnya.

“Sejak awal, saya tahu saya tidan akan selalu mencetak gol di tiap pertandingan, bahkan (Lionel) Messi dan Ronaldo tidak bisa melakukannya. Ketika saya berhenti mencetak gol, saya hanya berusaha memanfaatkan tiap kesempatan yang didapat,” imbuh Piatek.

Di bawah asuhan pelatih anyar dan sarat pengalaman, Cesare Prandelli, Piatek berharap dapat berkembang lebih baik dengan Genoa.

“Genoa klub yang ambisius, yang biasanya mengakhiri musim di papan tengah, jadi oleh karenanya saya punya ruang untuk bermain. Saya tak bisa mengharapkan klub yang lebih baik lagi, plus mereka klub tertua di Italia. Saya tak berpikir jadi legenda klub. Saya hanya ingin mencetak lebih banyak gol,” tambah Piatek.

“Saya melalui segalanya dari hari ke hari tanpa melihat terlalu jauh ke depan. Prandelli pelatih dengan pengalaman besar. Saya belajar banyak juga dari Ballardini (eks pelatih Genoa), tapi Juric tiba di waktu sulit, ketika sulit meraih hasil-hasil positif,” pungkas lelaki kelahiran Dzierzoniow, 1 Juli 1995.