DBAsia News

Alasan di Balik Lamanya Durasi Injury Time di Piala Dunia 2022

DBasia.news – Komite wasit FIFA pada Piala Dunia 2022 kali ini lebih melamakan durasi injury time di setiap babak.

Terobosan ini terlihat jelas pada laga kedua yang menampilkan Inggris kontra Iran. Total waktu tambahan yang diberikan pada kedua babak mencapai 27 menit.

Babak pertama pertandingan ini memang diwarnai insiden cederanya kiper Iran, Alireza Beiranvand pada awal laga. Usai menjalani perawatan di lapangan, ia harus diganti oleh Hossein Hosseini.

Namun pecinta sepak bola menilai waktu 17 menit untuk injury time babak pertama tetap terlalu banyak. Mereka semakin terkejut karena waktu tambahan pada babak kedua berdurasi 10 menit meski tidak ada insiden seperti di paruh pertama.

Lamanya durasi injury time terus berlanjut di pertandingan-pertandingan lain. Total sudah 64 menit durasi injury time dari empat laga perdana.

Polemik ini akhirnya membuat Pierluigi Collina selaku Kepala Komite Wasit FIFA angkat suara. Lebih lamanya durasi injury time merupakan ide jajarannya.

Collina menilai rata-rata pertandingan sepak bola tidak berjalan selama 90 menit. Itu karena banyaknya waktu yang terbuang karena berbagai hal termasuk aksi mengulur waktu dari pemain.

Hal ini coba diminimalisir oleh Collina. Maka dari itu durasi injury time di Piala Dunia 2022 meningkat secara signifikan.

“Sebagai penonton, saya membayar tiket ke stadion untuk menonton sepakbola selama 90 menit. Namun rupanya, sebagian besar waktu pertandingan terbuang karena lemparan ke dalam terlalu lama, tendangan gawang terlalu lama, dan hal-hal yang menjurus kepada buang-buang waktu,” kata Collina kepada ESPN.

“Total delapan sampai sembilan menit waktu terbuang di sepanjang pertandingan hanya untuk tendangan gawang? Maka itulah, yang kami soroti.”

Sistem waktu berjalan dalam permainan sepak bola memang menghadirkan banyak celah untuk diakali. Terutama untuk pihak yang tengah unggul.

Hal berbeda tidak akan terjadi di cabang seperti bola basket. Sistem waktu olahraga ini akan berhenti saat bola meninggalkan lapangan atau dihentikan wasit karena pelanggaran.

FIFA awalnya sempat berencana meniru sistem basket tersebut. Namun durasi waktu tiap babaknya akan diubah.

Ide Collina bisa menjadi opsi lain untuk membuat sepak bola kian kompetitif. Setidaknya kini tidak ada tim yang berpura-pura cedera untuk mengulur waktu dan membuat kesal penonton.

“Pikirkan, satu perayaan gol bisa memakan waktu satu sampai satu setengah menit. Lalu misalnya tim itu bikin tiga gol, berarti bisa sampai lima menit waktu terbuang,” tambahnya.

“Kami kini menghitung waktu secara akurat di lapangan.”

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?