7 Hal yang Harus Diketahui dari Mariano Diaz, Pemain Anyar Real Madrid

Mariano Diaz

DBasia.news – Tidak ada angin tidak ada badai, Real Madrid tiba-tiba menyalip Sevilla dalam perburuan striker berusia 25 tahun asal Republik Dominika, Mariano Diaz Mejia. Menurut pengakuan Presiden Sevilla, Jose Castro, Madrid memang memberitahu mereka bahwa klub akan mengaktifkan klausul pembelian Diaz.

Sevilla sedianya sudah sangat dekat membeli Diaz sebesar 35 juta euro dari Olympique Lyonnais.

kedatangan Diaz ke Real cukup unik. Madrid yang menjualnya ke Lyon musim lalu karena dia tidak mendapat tempat bermain di tim arahan Zinedine Zidane, dan kini mereka membeli kembali pemain yang musim lalu mencetak total 21 gol dari 45 penampilan, 18 di antaranya tercipta di Ligue 1.

Kendati demikian, Diaz pilihan yang realistis bagi Madrid asuhan Julen Lopetegui dalam perburuan mereka mencari penyerang anyar sebagai pesaing untuk Karim Benzema. Bukan cuma berkualitas dan muda, Diaz juga mengenal dapur Madrid.

Nama Diaz barangkali masih asing bagi Anda yang belum mengetahui namanya. Selain memiliki kewarganegaraan ganda Spanyol-Republik Dominika, berikut ketujuh hal lain yang perlu Anda ketahui mengenai Mariano Diaz.

  1. Ditolak Espanyol karena Kependekkan

Diaz sedianya memulai pembinaan usia muda di akademi Espanyol U-12. Sayang, di sana dia tak mampu meyakinkan staf pelatih setelah melihat penampilannya di Turnamen Futbol 7. Staf kepelatihan muda Espanyol menganggap Diaz terlalu pendek dan dia hanya bertahan dua musim sebelum pergi ke Premia, lalu melanjutkan kariernya di Sanchez Libre, Badalona, dan Madrid.

“Mereka menendangnya (Diaz) karena terlalu pendek,” ucap rekan terdekat Diaz yang mengikuti sepak terjangnya dari kecil. Melihat Diaz sekarang, mungkin Espanyol menyesal mendepaknya.

  1. Darah Olahragawan

Pasca diselidiki lebih jauh, Diaz ternyata memang punya darah olahragawan dari keluarganya. Kakeknya mantan pesepakbola profesional yang terkenal di klub Catalunya, sementara ayahnya binaragawan yang punya tempat kebugaran di Premia del Mar, daerah di pesisir pantai Catalunya, tempat kelahiran Diaz. Oleh karenanya, tidak heran Diaz melanjutkan tradisi itu dengan menjadi pesepakbola profesional.

  1. Diselamatkan oleh Zidane

Zidane memang memberi lampu hijau untuknya hengkang musim lalu ke Lyon. Namun faktanya, Zidane juga yang menyelematkan karier Diaz hingga dia tidak meninggalkan La Fabrica (akademi Madrid) pada musim 2014/15.

Diaz tengah cedera otot parah kala itu dan nasibnya terancam di La Fabrica. Diaz pun meminta saran kepada Zidane yang kemudian memberikannya nomor kontak spesialis asal Swiss. Sejak bertemu dengan spesialis itu, Diaz jarang cedera sampai saat ini karena sang spesialis sudah menemukan titik utama permasalahan cederanya.

  1. Penggemar Olahraga Sarat Kontak Fisik

Ketajaman dan ‘kesadisan’ Diaz ketika menjebol gawang lawan sepertinya dipengaruhi dengan kegemaranya menyaksikan olahraga tarung seperti: tinju, UFC, dan ilmu bela diri gabungan. Secara terang-terangan dia menunjukkan dukungannya kepada Conor McGregor (petarung UFC) dan petinju kelas welter, Jonathan Maravilla Alonso, yang juga memiliki darah Dominika.

  1. Pernah Membela timnas senior Dominika

Diaz sejatinya bermimpi bermain untuk timnas Spanyol dan dia sempat menolak beberapa kesempatan bermain untuk timnas Dominika, negara asal ibunya. Akan tapi, dia pernah sekali memperkuat timnas senior Dominika pada tahun 2013, kala dia masih bermain di Real Madrid C.

Diaz bermain di laga uji coba melawan Haiti dan mencetak satu gol di debut pertamanya dengan tim berjuluk Los Quisqueyanos. Ini jelas bukan hal baik baginya apabila Luis Enrique, pelatih timnas Spanyol, kelak ingin menggunakan servisnya di La Furia Roja.

  1. La Bete (The Beast)

Si Monster. Julukan itu diterima Diaz dari fans Lyon, meski dia baru semusim di sana. Julukan tersebut diterima pemain kelahiran Premia de Mar, 1 Agustus 1993 karena kekuatan fisik dan agresivitasnya sebagai penyerang.

  1. Jago Balapan

Tidak hanya jago mendribel bola dan mencetak gol, Diaz juga handal ketika duduk di kursi pengemudi mobil. Musim lalu, dia finish di urutan tiga dalam balapan go-kart yang disponsori Audi. Hanya Nacho dan Sergio Ramos yang lebih baik darinya.