5 Laga Liga Champions yang Penuh Kejutan

Liga Champions

DBasia.news – Liga Champions merupakan panggung terbesar klub-klub Eropa untuk saling sikut merebutkan titel prestisius, titel yang dianggap sebagai sebuah penahbisan akan tim terbaik di Benua Biru. Tak pelak persaingan di dalamnya kerapkali berlangsung sengit.

Tim-tim dengan sejarah besar Eropa, skuat berkualitas, tetap jadi unggulan untuk memenangi Si Kuping Besar (bentuk trofi menyerupai anatomi telinga). Namun jangan salah, sepanjang sejarah Liga Champions yang terbentuk 63 tahun lalu alias di tahun 1955, banyak juga cerita terukir mengenai kejutan-kejutan besar ketika tim underdog (non-unggulan) mengalahkan tim unggulan.

Momen yang acapkali disebut fenomena giant killing menjadi ‘orgasme’ tersendiri bagi pecinta sepak bola Eropa. Perlawanan gigih dari tim non-unggulan memang bisa mengejutkan klub-klub besar. Sajian pertandingan yang pernah mengegerkan Eropa itu kami jabarkan dengan penjelasan berikut ini:

  1. Deportivo La Coruna 4-0 AC Milan (2003-04)

Memori pahit di Liga Champions 2003-04 barangkali tidak akan pernah dilupakan AC Milan seumur hidup. Rossoneri benar-benar belajar kemenangan dengan skor telak di leg pertama belum tentu meloloskan mereka ke fase selanjutnya.

Kejadiannya bermula di perempat final. Milan menang telak dengan skor 4-1 melalui dua gol Kaka, Andriy Shevchenko, dan Andrea Pirlo di San Siro. Satu gol Deportivo La Coruna dicetak Walter Pandiani, namun itu bukan gol biasa, melainkan gol tandang.

Deportivo jelas bukan tandingan di atas kertas (teori) dari Milan dengan barisan yang mereka miliki. Namun dari situ jugalah asal usul Super Depor muncul. Deportivo mengegerkan Eropa dengan comeback fantastis di leg kedua melalui kemenangan 4-0 via gol yang dicetak Pandiani, Juan Carlos Valeron, Albert Luque, dan Fran.

Milan syok, begitu juga fans mereka. Tidak pernah ada dalam sejarahnya kala itu sebuah tim membalikkan ketertinggalan agregat tiga gol di leg kedua. Deportivo melakukannya dengan sangat hebat – sayangnya perjalanan mereka terhenti di semifinal dari Porto yang kemudian menjadi juara.

  1. Celtic 2-1 Barcelona (2012-13)

Celtic Park selalu menghadirkan atmosfer yang membuat bulu kuduk merinding, khususnya di malam Liga Champions. Manchester United yang sedang jaya-jayanya dengan Sir Alex Ferguson pernah jadi korban tendangan bebas cantik Shunsuke Nakamura di tahun 2006 – Celtic menang 1-0.

Enam tahun kemudian, Celtic asuhan Neil Lennon kembali mengejutkan Eropa dengan mengalahkan Barcelona yang masih diperkuat Dani Alves, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Lionel Messi, dan Alexis Sanchez. Tim besutan (mendiang) Tito Villanova unggul mutlak penguasaan bola, tapi tetap kalah 1-2 melalui dua gol yang dicetak Victor Wanyama dan Tony Watt, diperkecil gol Messi.

Kemenangan itu memastikan Celtic lolos ke-16 besar mendampingi Barcelona dari penyisihan grup G Liga Champions. Di 16 besar, cerita indah Celtic terhenti karena kekalahan telak dengan total agregat gol 0-5 dari Juventus.

  1. AS Monaco 3-1 Real Madrid (2003-04)

Salah satu kejutan yang ceritanya terus dikenang sampai saat ini. Meminjamkan Fernando Morientes ke AS Monaco ternyata menjadi senjata makan tuan bagi Real Madrid. Bagaimana tidak, dalam dua pertemuan kandang-tandang di perempat final Liga Champions, Morientes mencetak dua gol.

Pada pertemuan pertama Madrid menang 4-2 melalui gol-gol yang dicetak Ivan Helguera, Zinedine Zidane, Luis Figo, dan Ronaldo (Ronaldo-nya Brasil). Sedangkan dua gol balasan Monaco dicetak Sebastien Squillaci dan Morientes.

Dua gol tandang terbukti sangat krusial bagi Monaco menjaga asa lolos ke semifinal. Di leg kedua yang berlangsung di Stade Louis, Monaco berbalik menang 3-1 via dua gol Ludovic Giuly dan Morientes – diperkecil gol Raul Gonzalez. Madrid tersingkir dengan agresivitas gol tandang tandang Monaco di agregat sama kuat 5-5 – perjalanan Monaco berakhir di final ketika mereka kalah 0-3 dari Porto.

  1. Real Mallorca 1-0 Arsenal (2001-02)

Liga Champions masih memakai regulasi lama soal tahapan grup yang dibagi dua kategori, tahapan pertama dan kedua. Di tahapan pertama itulah Arsenal-nya Arsene Wenger dikejutkan dengan kekalahan 0-1 di grup C dari tim debutan, Real Mallorca.

Ashley Cole diusir wasit karena menjatuhkan Luque di area terlarang. Penalti dikonversi baik oleh Vicente Engonga dan menjadi satu-satunya gol yang tercipta di laga itu. Kejutan itu memang tidak menghentikan laju Arsenal ke tahapan grup dua, namun, di fase itulah mereka kandas karena hanya duduk di urutan tiga di bawah Bayer Leverkusen dan Deportivo.

  1. Basel vs Manchester United (2011-12)

Difavoritkan keluar sebagai juara grup C Liga Champions, Manchester United malah tampil inkonsisten di grup yang berisikan Benfica, Basel, dan Otelul Galati. Kejutan terbesarnya tentu saja dengan kemenangan 2-1 Basel atas Man United di laga terakhir grup yang berlangsung di St Jakob-Park.

Basel asuhan Heiko Vogel mampu mengalahkan United-nya Sir Alex Ferguson melalui dua gol yang dicetak Marco Streller dan Alexander Frei, yang diperkecil oleh gol Phil Jones. Basel masih memiliki Yann Sommer, Frei, Xherdan Shaqiri, Granit Xhaka di dalam skuat mereka. United pun menempati urutan tiga dan turun kasta ke Liga Europa.