DBasia.news – Setelah berjalan empat pekan, Premier League jeda sejenak terkait international break. Hingga masa rehat, ada tiga klub yang menuai hasil sempurna dari empat laga awal Premier League.
Liverpool dengan tambahan tenaga baru melanjutkan performa apik musim lalu dengan hasil lebih baik. Sementara Chelsea melejit bersama manajer anyar, Maurizio Sarri.
Bagaimana dengan klub ketiga yang bisa menyamai pencapaian Liverpool dan Chelsea? Bukan Manchester City atau Manchester United, bukan juga Arsenal atau Tottenham Hotspur. Munculnya nama Watford memang terbilang mengejutkan.
Kejutan karena Watford adalah klub yang musim lalu berkutat di papan bawah dan akhirnya bertengger di posisi ke-14 kasta teratas sepak bola Inggris.
Pencapaian ini bahkan sudah membuat Watford disamakan dengan Leicester yang secara mengejutkan menjadi juara Premier League pada 2015-16 lalu.
Apa yang menyebabkan Watford bisa meraih hasil sempurna di awal musim ini? Berikut uraiannya.
- Taktik
Watford
Mayoritas tim Premier League menyiapkan pendekatan taktik untuk mengantisipasi bagaimana menghentikan lawan. Dengan kata lain, mereka bermain untuk meredam lawan, tidak lagi fokus pada permainan sendiri. Tidak sedikit tim yang bermain dengan menumpuk pemain di belakang saat menghadapi lawan yang kuat dalam serangan. Atau menumpuk pemain di sentral lapangan untuk bisa merebut kendali permainan.
Watford sendiri tidak lepas dari itu. Namun mereka tidak melepaskan warna permainan mereka. Di mana mereka melakukan sedikit inovasi dalam skema tradisional sepak bola. Dalam latihan, manajer Javi Garcia secara intensif melatih anak asuhnya dalam pola 4-4-2 atau 4-2-2-2.
Dengan skema seperti ini, percaya atau tidak, Watford menjadi satu-satunya tim yang konsisten dengan menempatkan dua penyerang di Premier League musim ini. Dengan pola itu pula, tidak hanya menghadirkan ancaman di lini depan, Watford juga tidak miskin kreativitas dan solid dalam bertahan dengan adanya sepasang gelandang bertahan.
Di era sekarang, pola Watford terbilang unik namun cukup mumpuni. Hal ini mengingat pola 4-3-3, 4-2-3-1, atau 3-4-3 saat ini sudah banyak yang memakai dan tentunya sudah mudah terbaca.
Karena itu juga saat ini banyak manajer yang berusaha mencari pola lain yang merupakan pengembangan dari sistem tradisional dan Watford sudah berhasil melakukan itu, paling tidak di awal musim ini.
- Efek Manajer
Javi Garcia
Sudah terbukti sebelumnya oleh Pep Guardiola dan Antonio Conte, kesuksesan tim di Premier League acap bermula dari ide segar dan energi baru yang dibawa arsitek asing.
Serupa dengan Jurgen Klopp di Liverpool, Javi Garcia menghadirkan angin perubahan yang segar di Watford. Dikenal sebagai pelatih yang teliti dan rapi dalam organisasi, Garcia mengusung permainan yang tidak kalah rapi namun mengalir.
Pernah melatih di Spanyol, Yunani, dan Rusia membuatnya kaya dengan pengalaman. Ini menjadi modal bagi Garcia untuk menyiapkan Watford.
- Mental
Banyak yang menyebut sebuah tim langganan papan bawah akan tampil tanpa beban karena target utama mereka adalah untuk bisa bertahan. Namun target itu juga yang membuat klub promosi acap memilih tampil negatif demi meraih poin. Terlebih saat melawan klub besar.
Tapi tidak Watford. Kemenangan 2-1 atas Tottenham Hotspur datang bukan karena keberuntungan atau kesuksesan mereka meredam Spurs. Sebaliknya, dalam laga tersebut pasukan Javi Garcia tampil positif. Para pemain sama sekali tidak terlihat gentar meski melawan tim papan atas.
Watford sudah membuktikan, mereka tidak takut menghadapi siapapun, termasuk tim papan atas. Bukan hanya bisa bersaing, mereka mampu memetik kemenangan. Kemauan dan kemampuan melawan tim yang lebih besar sudah bukan hal yang asing bagi Javi Garcia. Saat memegang Malaga di LaLiga, timnya juga juga dikenal sebagai pembunuh raksasa.
- Faktor Kandang
Watford
Watford memang dikenal tangguh saat tampil di Vicarage Road, markas kebanggaan mereka. Musim lalu, Liverpool dan Tottenham harus bekerja keras untuk meraih satu poin. Sedangkan Arsenal dan Chelsea malah pulang tanpa poin.
Atmosfer stadion di mana penonton tidak pernah berhenti bersuara membuat spirit para pemain Watford berlipat dan kubu lawan merinding. Banyak yang menyebut Vicarage Road mirip dengan Highbury, kandang lama Arsenal.